Twitter

Archive for 2013










Seringkali setelah membeli kamera digital baik slr maupun point & shoot, kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.

Bagi yang ingin “lulus dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif kedalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep eksposur. Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudulUnderstanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep eskposur secara mudah.

Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah:
ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.

Perumpamaan Segitiga Eksposur

Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air.
Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran.
Aperture adalah seberapa lebar kita membuka keran.
ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM.
Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera.

Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya. sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita bisa mengubah nilai exposure dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen penyusunnya. Anda mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya, sementara mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.

Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?

Secara garis besar:
Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.

Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.

Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:
Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.

Secara umum Guide Number (GN) adalah angka yang mengindikasikan kekuatan jangkauan maksimum pancaran cahaya lampu kilat (flash). Semakain tinggi nilai angka GNsebuah lampu kilat, maka intensitas dan jangkauan cahaya akan semakin lebar dan jauh. 

Guide Number suatu flash ditentukan oleh pabrikan merk flash tersebut dengan suatu pengujian berdasarkan tingkat pancaran cahaya yang tepat pada objek diukur dan diset dengan aperture (diafragma). Ketika eksposur terbaik didapatkan oleh objek dari pencahayaan, maka Guide Number untuk mengukur eksposur tersebut adalah:

GN = Aperture x Jarak objek ke flash 
(kondisi standar pada ISO 100)

Dengan dasar perhitungan tersebut, maka kita juga dapat menentukan jarak ideal antara objek denganflash dan juga nilai aperture (diafragma) yang tepat, sebagai berikut:

Jarak objek ke flash = GN / Aperture

Aperture = GN / Jarak objek ke flash.

Menambahkan ISO
Pada saat pemotretan dengan kondisi objek dan flash harus berjauhan, sedangkan nilai GNflash kecil, apa yang harus dilakukan agar pancaran cahaya flash dapat menjangkau objek?

Karena perhitungan GN diatas menggunakan standar ISO 100, maka untuk menaikkan nilaiGN sehingga intensitas dan jangkauan flash semakin lebar dan jauh, maka kita bisa menaikkan nilai ISO. Karena semakin tinggi ISO maka kepekaan sensor kamera terhadap cahaya juga akan semakin besar. Dengan perhitungan menggunakan rumus:

GN (ISO-2) = GN (ISO-1) x akar dari (ISO-2/ISO-1)

Dengan GN (ISO 100) 56, maka perhitungan GN untuk ISO 200 adalah 56 x akar dari 200 dibagi 100, hasilnya adalah GN 79,2 pada ISO 200. 

Pada pemotretan dengan kondisi beberapa objek yang jaraknya berbeda-beda dari posisi kamera dan flash maka eksposur hanya akan tepat pada satu posisi objek saja, yang terjangkau flash. Biasanya, pada objek yang berada di dekat kamera atau yang berada pada area metering dari sistem auto-eksposur kamera. Objek di luar jangkauan kamera akan menjadi lebih gelap. Mengenai metering tersebut dijelaskan lebih lanjut dengan contoh-contoh hasil fotonya pada artikel Metering Pada Teknik Strobist (Off-Camera Flash).

Lebih lanjut mengenai sinkronisasi flash (flash sync) yang memiliki koneksi kinerja denganshutter speed (kecepatan rana). Pada setiap kamera DSLR terdapat berbagai modesinkronisasi flash ini. Mode ini biasanya tidak berlaku pada mode pemotretan Auto (A) padakamera DSLR.

1. Fill Flash / Front Curtain Sync. Mode ini dilambangkan dengan ikon petir. Disebut juga dengan anytime flash atau fill flash. Flash akan menyala seketika saat tombol rana (shutter button) ditekan dengan intensitas yang otomatis atau dengan nilai yang sudah ditentukan sebelumnya.

2. Red Eye Reduction. Dilambangkan dengan ikon petir + ikon mata. Prinsipnya sama dengan front curtain sync, namun pancaran cahaya nya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek mata merah pada objek orang yang difoto.

3. Slow Sync. Dilambangkan dengan ikon petin + teks “SLOW”. Mode ini biasanya dikombinasikan jika Anda ingin menggunakan slow speed. Misalnya untuk foto landscape di malam hari, slow speed akan merekam latar belakang (background) dengan lebih detil dan cahaya flash akan mengatur cahaya yang pas sehingga menghasilkan detail objek di latar depan (foreground).

4. Slow Sync Red Eye Reduction. Prinsipnya sama dengan mode Slow Syncdengan menghilangkan efek mata merah jika ada objek orang pada foto tersebut.

5. Rear Curtain Sync. Dilambangkan dengan ikon petir + teks “REAR” . Mode ini merupakan kebalikan dari front Curtain Sync. Flash akan menyala beberapa saat sebelum rana tertutup. Biasanya digunakan untuk memotret objek bergerak dengan menampilkan efek slow motion dan menampilkan detail objek pada gerakan (motion) terakhir karena saat itulah flashmenyala.

Ketika Anda melihat keluar dari jendela saat pagi-pagi dan Anda melihat halaman Anda tertutup embun, berkilau di bawah sinar matahari Anda harus keluar dan mengambil kamera untuk memotret itu. Jika Anda tidak dapat bangun pagi-pagi, Anda dapat mencoba menggunakan botol semprot pada tanaman dan semak-semak karena hal ini akan menciptakan efek yang sama.

Berikut adalah Tips dan teknik memotret tetesan embun.

Aksesoris apa yang saya butuhkan?
Jika Anda memiliki Kamera DSLR menggunakan lensa makro saat Anda akan memotret pada jarak fokus dekat. Pengguna kamera compact harus beralih ke mode makro (biasanya simbol bunga pada pilihan mode kamera Anda agar kamera Anda tahu Anda akan bekerja dekat dengan subjek Anda).

Jika Anda memiliki tripod dengan sebuah kolom tengah yang dapat diaktifkan secara horisontal atau terbalik, aturlah, jika tidak, anda dapat mengganjalnya dengan bantal misalnya.

Jika Anda memilikinya, gunakanlah kabel release atau remote release, hal ini berguna agar kamera anda tidak bergoyang. Atau, self timer selama dua detik memberi Anda cukup waktu untuk menekan tombol.

Blur Background
Sebuah bukaan menengah akan memberikan kedalaman bidang atau Depth of field yang pas, dengan latar belakang yang tidak fokus, sementara objek tetap tajam. Awasi shutter speed Anda karena Anda tidak ingin foto menjadi blur. Cobalah dengan bukaan yang besar juga, jika menurut anda itu kurang tepat, maka rubahlah.

Fokus
Pastikan fokus Anda adalah pada tetesan, sehingga Anda mendapatkan gambar yang jelas dan bagus dari mereka. Anda mungkin harus mengorbankan ketajaman latar depan sebagai tetesan yang agak blur dan hanya akan mengalihkan perhatian orang yang melihat gambar.

Pembiasan Fotografi
Tetesan embun yang jatuh ke bawah pada ujung rumput tampak hebat, tetapi trik sederhana yang lain adalah untuk mendapatkan gambar di dalam tetesan embun. Untuk melakukan ini ambilah gambar bunga atau rumput dan memindahkannya di belakang subjek Anda sampai Anda bisa melihatnya dalam jendela bidik.

http://teknikfotografi.org/tips-dan-teknik-memotret-tetesan-embun/


Memilih tripod tidak hanya mempertimbangkan kekokohannya, namun juga fleksibilitas yang ditawarkan. Dengan dana Rp1 jutaan, pilihan yang tersedia adalah tripod berbasis alumunium yang bagus. Model terbaru yang menggunakan serat karbon harganya lebih mahal, tapi asalkan Anda menggunakan teknik yang tepat, tripod masih bisa mendukung di berbagai kondisi pemotretan.

Mungkin perlu juga untuk menambah bobot agar cukup stabil digunakan untuk mengabadikan eksposur yang sangat panjang. Tripod yang murah biasanya cukup ringan, jadi, menambahkan bobot ekstra akan membantu menjadikannya lebih stabil, terutama pada kondisi berangin. Sebagian model memiliki pengait di bagian bawah kolom tengah, yang bisa digunakan untuk menggantungkan tas kamera. Jika tidak ada pengait, kaitkan pegangan tas di atas tripod.

Fitur yang dicari :

1. Konstruksi kokoh
Carilah konstruksi aluminium terbaik yang bisa FK-wan dapatkan. Panjangkan tripod sampai tinggi maksimumnya dan tekan dengan lembut di bagian atas tripod untuk melihat seberapa banyak gerakan yang terjadi. Model yang ekonomis tidak mungkin statis, tapi gerakannya tidak boleh terlalu banyak.

2. Pengunci kaki efektif
Pastikan pengunci kaki-kaki tripod mudah dibuka dan ditutup, dan tetap pada posisinya. Cobalah memanjangkan kaki, kemudian tekan untuk memastikan kaki tidak ringkih.

3. Fleksibilitas
Pastikan tripod memungkinkan Anda untuk memotret dengan sudut pandang rendah dengan memiliki kaki tripod yang sudutnya bisa diatur. Kolom tengah yang bisa dilepas juga berguna untuk pemotretan dengan sudut pandang yang sangat rendah.

Selamat memotret!

inilah hasil karya olahan photo saya....!!! dari photo yang sederhana menjadi photo yang gimana.....!!!!







Sebagian besar dari kita memang bukan fotografer profesional, tapi banyak dari kita walaupun amatir tetapi sangat serius dalam menggelutinya. Lambat laun, kita akan menyadari bahwa ada lebih banyak hal untuk dipertimbangkan dari sekedar pengambilan gambar.
Bahkan, seorang fotografer yang serius pada hobinya harus belajar tentang hal-hal seperti lighting atau pencahayaan,exposure, komposisi dan camera angle atau sudut kamer, dan beberapa istilah lainnya.

Berikut adalah beberapa konsep dasar dalam fotografi

Lighting dan Exposure 
Apakah pernah mengambil gambar di tempat yang sangat terang atau gelap sehingga tidak bisa melihat object? Saya yakin anda pasti pernah mengalaminya. Nah, disini kita harus sadar betapa pentingnya pencahayaan dan exposure yang tepat dalamfotografi. Jangan sampai foto yang kita ambil hasilnya akan terlaluover atau terlalu under, karena akan menyulitkan kita nantinya dalam editing. 

Komposisi dan Sudut kamera atau Camera Angle 
Prinsip dasar lainnya dalam fotografi adalah komposisi, atau teknik pengaturan subjek dalam frame kamera. Komposisi yang tepat dari sebuah pengambilan gambar secara langsung berkaitan dengan sudut di mana fotografer mengambil gambar tsb.
Dengan sudut kamera tertentu dan komposisi yang tepat, sebuah foto bisa menarik di mata orang yang melihatnya, menambah arti pada gambar tersebut.

Dengan menarik mata orang yang melihat untuk bagian tertentu dari gambar, fotografer juga memberikan arti perasaan tertentu untuk gambar yg diambilnya. Tergantung pada subjek yang difotonya, penempatannya dalam frame dapat membuatnya tampak lebih misterius, kuat, sesuai, atau menarik. 
Konsep Fotografi yang lebih dalam 

Jika Anda ingin lebih memperluas pengetahuan Anda tentang konsep fotografi, mulailah bereksperimen dengan beberapa teknik yang lebih maju, seperti pengaturan bukaan, focal lengths dan pengaturan shutter speed.





Gambar tetesan atau percikan air sangat menarik untuk dilihat dan cukup mudah untuk dibuat. Anda mungkin sering melihat beberapa foto tetesan atau percikan air yang sangat bagus. Foto-foto ini tidak terlalu sulit untuk didapatkan selama anda memiliki kesabaran dan peralatan yang tepat.

Pertama-tama, ada tiga jenis utama dari fotografi kecepatan tinggi: Burung atau serangga yang sedang terbang, serta tetesan air. Dua hal yang pertama memerlukan peralatan khusus, sedangkan air tidak. Berikut adalah beberapa peralatan yang harus anda siapkan:
Body kamera
Sebuah lensa yang memungkinkan fokus jarak dekat. Lensa yang ideal adalah makro
Sebuah tripod atau permukaan kuat dan kokoh untuk meletakkan kamera.
Sebuah flashgun atau anda dapat mencoba menggunakan built in flash. Tetapi, flashgun akan terbukti lebih efektif
Sebuah nampan, wajan atau apapun yang berwarna hitam dengan tinggi 2 cm atau lebih yang cukup besar untuk menampung air.
Sebuah kantong plastik yang akan menyimpan air yang menetes.
Sebuah background berwarna.


Permulaan

Kamera harus diposisikan di depan air akan menetes, yaitu sekitar 2 – 3 cm di atas permukaan air, dan berjarak sekitar 15 – 20 cm jauhnya. Kemudian, tempatkan background dibelakang nampan. Jadi konsepnya yaitu kamera, kemudian nampan lalu background dalam satu baris. Sekarang flash-nya. Flash harus diposisikan di sisi kanan di mana air akan memetes dengan menggunakan kabel, dan menghadap ke arah background. Flash akan memantul dari background – memberikan warna yang bagus, tergantung kepada warna background yang anda pakai.
Sekarang, Anda perlu menempatkan kantong plastik di atas nampan. Anda dapat menempelkannya ke dinding, lemari atau apapun yang dapat menahannya. Pastikan saja tingginya sekitar 12-14 cm di atas nampan air.

Mengambil foto

Selanjutnya, anda harus membuat lubang kecil menggunakan jarum di bagian bawah kantong. Ini akan menciptakan aliran air yang sangat stabil. Jika Anda ingin alirannya menjadi lebih cepat, maka cukup membuat lubang sedikit lebih besar. Ingatlah untuk mengisi kantong plastik dengan air terlebih dahulu.

Sekarang pindahkan kamera ke fokus manual. Dimana tetesan air akan jatuh, untuk mengatur fokus, simpanlah sebuah pensil atau benda kecil pada spot tersebut. Kemudian periksa kembali bahwa flash menghadap background yang berwarna.

Settingan kamera

Modus manual pada settingan kamera yaitu 1/60 detik dan f/22, juga mode manual pada flash, power setting diatur pada 1/64 atau 1/32. Pengaturan ini akan membuat durasi flash benar-benar pendek, tetapi settingan ini hanya patokan dasar saja, anda dapat mengaturnya sesuai dengan kebutuhan.

Pastikan anda memotret dalam keadaan gelap, karena ini akan meningkatkan kualitas warna, serta flash akan bekerja lebih baik juga. Ingatlah bahwa ada aliran yang konstan atau terus menerus.

Anda dapat melakukan percobaan dengan cairan dan warna yang berbeda termasuk susu dan kopi. Setelah Anda tahu bagaimana melakukannya, anda dapat menggunakan apa pun yang anda inginkan

Dalam dunia fotografi biasanya selalu ada beberapa kesalahan yang dibuat oleh fotografer, terutama jika anda seorang amatir atau pemula (seperti saya) dan bahkan seorang fotografer profesional pun kadang melakukannya. Berikut adalah 5 kesalahan umum yang dilakukan ketika memotret, tips untuk mencegahnya, dan kemudian cara untuk memperbaikinya.


1. Efek Red-Eye

Red Eye mungkin menjadi kesalahan kecil, tetapi membuat perbedaan besar. Meskipun hanya mempengaruhi area yang kecil, efek ini dapat memiliki dampak besar pada kualitas foto Anda karena sangat tidak enak untuk dipandang.


Penyebab:
Ketika anda memotret dalam suasana redup atau gelap, cahaya dari lampu kilat kamera dipantulkan mata subjek.

Pencegahan:
Bila memungkinkan, jangan menggunakan flash. (Jika anda tidak yakin, ambil beberapa tes gambar dengan flash dan melihat apakah anda benar-benar membutuhkannya.)
Jika anda memang harus menggunakan flash, mintalah subjek anda untuk tidak melihat langsung ke arah kamera.
Carilah fitur red-eye reduction yang ditawarkan pada kebanyakan kamera digital saat ini.

2. Kurangnya titik fokus

Bahkan gambar yang memiliki kualitas hasil foto yang bagus (fokus yang tajam, warna yang akurat, pencahayaan yang tepat) dapat dikatakan tidak menarik karena kurang memiliki titik fokus yang jelas atau subjek utama.

Penyebab:
Memotret subjek Anda dengan background atau foregound yang ramai atau saling bersaing.
Mencoba untuk memasukan terlalu banyak unsur ke dalam satu gambar.
Mengambil foto dari kejauhan, membuat subjek Anda terlalu kecil untuk menjadi titik fokus yang jelas.

Pencegahan:
Secara fisik bergeraklah lebih dekat ke subjek anda
Gunakan fitur zoom pada lensa.
Sebelum Anda mengambil gambar, tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang menjadi subjek utama dari foto ini?” dan “Apakah subjek saya mengisi frame?”

Cara Memperbaiki:
Cropping memungkinkan anda untuk menghilangkan unsur-unsur yang tidak perlu atau tidak diinginkan dari foto, membawa fokus kembali ke subjek utama. Anda bisa menggunakan berbagai software yang tersedia, salah satunya Photoshop.

3. Blur

Entah itu pencahayaan yang rendah, tangan bergetar ketika memegang kamera, atau subjek yang bergerak, blur dapat merusak gambar yang kita ambil.

Penyebab:
Kamera yang bergerak atau gemetar – bahkan dengan jumlah yang sedikit.
Shutter lag (jeda setelah Anda menekan shutter sebelum kamera mengambil foto), sementara subjek anda bergerak.
Kurangnya pencahayaan.

Pencegahan:
Gunakan tripod atau sandarkan diri anda kepada objek diam sehingga lebih mudah untuk memegang kamera dengan kokoh.
Jika bingung menggunakan mode manual, gunakan mode action kamerauntuk membantu menghindari blur ketika subjek utama anda sedang bergerak.

4. Underexposed atau terlalu gelap

Eksposur adalah jumlah cahaya yang melewati lensa kamera anda. Ketika foto yang underexposed, akan tampak terlalu gelap, sehingga sulit untuk melihat dengan jelas subjek atau untuk membedakan detail.

Apabila terlalu parah maka akan sulit ketika kita akan masuk ke tahap editing, karena jika dipaksakan akan terlihat efek noise pada foto.

Penyebab:
Memotret di ruang redup atau kurang cahaya.
Berdiri terlalu jauh dari subjek anda.
Pengaturan shutter speed kamera terlalu cepat.

Pencegahan:
Jika anda memotret dalam ruangan, berpindahlah ke dekat jendela atau lampu untuk menambahkan cahaya tambahan.
Bergerak lebih dekat dengan subjek anda.
Menyesuaikan settingan shutter speed secara manual pada kamera anda.

5. Overexposed atau terlalu terang

Ketika cahaya berlebihan melewati lensa kamera, foto yang dihasilkan bisa terlalu terang, menutupi detail, dan menciptakan bayangan yang keras.

Penyebab:
Penyebab utama overexposed foto adalah cahaya terang, apakah itu pencahayaan dalam ruangan atau sinar matahari.

Pencegahan:
Jika anda memotret pada hari yang cerah, carilah tempat yang teduh untuk subjek anda.
Gunakan flash untuk membantu pencahayaan bahkan di luar ruangan dan menghindari bayangan yang berat

Image Stabilization (IS) pada kamera Canon, atau Vibration Reduction (VR) jika anda adalah penggemar Nikon, merupakan kumpulan teknik yang digunakan untuk mengurangi blur yang disebabkan oleh gerakan berlebihan dari kamera selama eksposur.

Kebanyakan fotografer, amatir atau profesional sama, memahami nilai IS. Karena mereka seringkali sulit untuk mendapatkan posisi yang stabil untuk mengambil gambar terutama jika sedang bepergian dalam mobil, pesawat atau kereta. IS (Image Stabilization) bahkan lebih penting saat merekam video karena dengan waktu eksposur yang lebih lama, tapi bagaimana persisnya cara kerjanya?

Ada berbagai teknik IS yang produsen kamera gunakan dalam produk mereka. Image stabilization optik melakukannya dengan menstabilkan gambar yang direkam melalui berbagai jalur optik menuju sensor. Ada dua cara yang kamera jalankan melalui optik image stabilization ini, koreksi berbasis lensa (lens-based) dan koreksi berbasis sensor (sensor-based).

Stabilisasi berbasis lensa (lens-based stabilization) menggunakan lensa mengambang yang geraknya dikendalikan oleh elektromagnet, getaran yang terdeteksi oleh dua sensor gyroscopic untuk mengkoreksi horizontal dan vertikal. Stabilisasi sensor-shift menggunakan gyroscopic yang mengirimkan informasi ke sensor kamera yang dapat bekerja secara otomatis untuk membuat koreksi. Unsur penting dari semua sistem stabilisasi optik adalah mereka membuat koreksi sebelum sensor mengubah gambar menjadi informasi digital.

Digital Image Stabilization atau stabilisasi gambar digital digunakan pada kebanyakan kamera video modern. Metode ini mentransfer gambar digital dari frame ke frame video untuk menetralkan gerakan. Pixel yang digunakan yang jatuh di luar border dari frame yang terlihat untuk menyediakan buffer bagi pergerakan. Teknik ini dilakukan secara real-time dan tidak mempengaruhi tingkat noise dari gambar. Filter stabilisasi melakukan hal yang sama untuk stabilisasi gambar digital dengan cropping gambar untuk menyembunyikan gerakan.

Bentuk dari stabilisasi eksternal mencakup penstabil bodi kamera secara eksternal daripada menggunakan metode internal. Sekali lagi Giroskop digunakan, biasanya terhubung di mana mount tripod kamera berada, untuk menetralkan setiap getaran. Metode paling sederhana untuk menstabilkan kamera adalah dengan menggunakan tripod atau perangkat eksternal seperti steadycam.

Semua metode ini berfungsi dengan baik, tetapi mereka memiliki kelemahan tertentu. Metode digital cukup baru dan terus-menerus disempurnakan oleh produsen untuk membantu menghasilkan gambar terbaik. Kamera dengan image stabilization memungkinkan fotografer dari tingkat manapun untuk mengambil gambar tanpa kesulitan.

sumber : http://teknikfotografi.org

Berikut adalah lima situasi dimana fokus manual dapat bekerja lebih baik daripada autofokus pada kamera Anda., meski autofokus, merupakan fungsi yang secara otomatis menyesuaikan lensa pada kamera untuk fokus kepada subjek yang anda bidik bekerja sangat baik hampir sepanjang waktu, tetapi ada beberapa saat di mana anda mungkin menemukan bahwa autofocus bekerja keras untuk mengunci fokus atau fokus pada subjek yang salah, dan jika ini terjadi Anda harus mematikannya dan beralih ke manual.

1. Tidak Cukup Cahaya

Saat memotret dalam situasi ketika tidak ada banyak cahaya di sekitar lensa anda dengan menggunakan mode auto fokus, maka lensa akan mencari sesuatu untuk mengunci fokus. Beberapa kamera memiliki sebuah lampu fokus tetapi tidak selalu membantu, terutama ketika larut malam dan tidak ada cahaya sama sekali.

Menyinari menggunakan senter di tempat yang kamera anda inginkan untuk fokus kadang-kadang dapat membantu, tetapi hanya untuk memotret light trail atau jalur cahaya, lintasan bintang dan light painting atau lukisan cahaya. Anda lebih baik beralih ke manual fokus, sehingga anda dapat memastikan apa yang harus menjadi fokus.


2. Kurangnya Kontras

Jika subjek memiliki tekstur, warna dan nada yang sama dengan apa yang di belakangnya atau jika anda mengambil foto dari sesuatu, seperti bunga berwarna putih dengan background dinding yang polos dan tidak memiliki banyak kontras, lensa anda berjuang keras untuk fokus ketika menggunakan mode AF (Autofocus), dan kadang-kadang meleset.

Dengan beralih ke manual, anda dapat mengatur fokus kepada subjek utama. Jadi bunga putih di depan latar belakang putih akan menjadi titik fokus dalam bidikan anda.

3. Memoret objek Bergerak

Memiliki kamera dengan sistem autofokus yang cepat akan membantu anda menangkap objek yang bergerak cepat, tetapi kadang-kadang, bahkan dengan keterampilan panning yang hebat dan fokus terus menerus, hal ini dapat menjadi sedikit sulit untuk menangkap gambar yang tepat.

Untuk mengatasi hal ini, matikan AF anda dan beralih ke manual, pre-focussing pada tempat yang Anda inginkan, contohnya mobil, orang atau apa pun yang anda inginkan. Anda perlu beralih ke manual karena auto dapat berubah fokusnya ketika anda menekan shutter, hasilnya adalah sebuah gambar dengan fokus yang meleset.

Jangan lupa untuk mengunci fokus setelah anda memiliki spot yang terfokus tepat dan menekan tombol shutter sebelum subjek bergerak terlalu jauh.

4. HDR Fotografi

Ketika memotret HDR, anda perlu mengambil serangkaian tembakan kemudian menggabungkannya bersama dalam software yang anda pakai. Agar ini menjadi mungkin, anda perlu memastikan posisi kamera dan titik focussing tidak bergerak. Jika tidak, tembakan tidak akan berbaris dengan benar ketika Anda menggabungkannya.

Menggunakan tripod, fokus secara manual kemudian mengunci fokus yang artinya tidak ada yang bergerak, sehingga tembakan Anda akan berderet.

5. Ketika ada sesuatu yang menghalangi subjek

Hewan di kebun binatang, misalnya, cenderung berada di kandang yang dikelilingi oleh kawat atau jeruji besi yang kebanyakan tingginya melebihi tinggi badan kita. Ini berarti anda akan memotret dengan kandang di depan anda. Jika tidak menyesuaikan pengaturan kamera dan posisi, anda akan memiliki foto yang tampak seperti kandang adalah titik utama anda.

Untuk mengimbanginya, jika kamera Anda memiliki kontrol exposure manual, sesuaikan aperture sehingga pada pengaturan yang lebih luas, hal ini akan mengurangi depth of field dan membuat pagar keluar dari fokus. Cobalah mematikan AF juga sehingga anda dapat memfokuskan lensa pada hewan. Bergeraklah sedekat mungkin ke pagar kemudian posisikan kamera, sehingga lensa mengarah melalui salah satu celah atau ketika pagar memiliki celah kecil.

sumber : http://teknikfotografi.org

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.

Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi

1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.

2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.

3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :

Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.

Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)

Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.

Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan

Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:

Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )

Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:

§ Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan)lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

§ High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

§ Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.

§ Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

§ Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.

Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :

a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.

b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.

d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.

v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.

v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.

v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
sumber dari:http://fotografiyuda.wordpress.com


Pernahkah anda melihat foto asap yang sangat menarik serta berwarna-warni, dan penasaran bagaimana cara memotret pola asap tersebut?? Berikut adalah tekniknya.
Peralatan yang dibutuhkan:

Dupa, dan sebuah tempat untuk dudukan dupa tersebut.
Korek Api
Sebuah background hitam. Anda tidak perlu membutuhkan background yang terlalu besar karena akan memotret dengan sangat dekat.
Flashgun
Beberapa lembar kartu untuk mengarahkan lampu. Lakban, untuk menahan kartu jika dibutuhkan.
Tripod
Teknik :
Persiapan Tempat

Sebuah ruangan yang cukup besar yang bebas dari hembusan angin adalah tempat yang sempurna untuk fotografi asap ini. Arus udara yang sedikit membantu menghindari asap terganggu, sementara ruang yang besar akan lebih nyaman karena asap tidak akan terlalu pekat.
Persiapan Kamera

Pasang kamera pada tripod, kira-kira pada ketinggian yang tepat, di posisi yang benar dalam kaitannya dengan background. Ketinggian akan berubah sedikit demi sedikit karena dupa yang terbakar akan semakin memendek.

Untuk memotret asap, anda perlu menggunakan background hitam dan pastikan tidak ada cahaya flashgun yang tumpah ke atasnya atau ke depan lensa. Untuk melakukan ini, tempatkan flashgun di samping kanan atau kiri anda.

Anda harus menyesuaikan flashgun dengan kamera. Bagaimana melakukannya tergantung pada kamera serta flashgun apa yang anda miliki. Pilihan lain adalah dengan menggunakan ruang yang benar-benar gelap, gunakan shutter speed yang panjang dan secara manual menyalakan flash saat shutter terbuka.

Membuat Asap

Setelah siap menyalakan dupa. Anda akan memiliki banyak waktu, jangan terburu-buru, tapi periksalah bahwa cahaya jatuh dengan tepat di atas ujung dupa dan kekuatan cahaya lampu kilat yang tepat.

Pengaturan Kamera

Aturlah kamera anda ke fokus manual, pilih ISO rendah (100 atau 200) dan mulailah dengan aperture pertengahan (f / 8) pastikan lensa diatur ke nilai yang sama dengan flashgun jika menggunakan mode auto aperture . Bahkan flashgun bertenaga rendah akan memberikan f / 8 atau lebih, karena flash ke jarak subjek cukup dekat. Shutter speed antara 1/125 atau 1/200.

Memotret Pola Asap

Tidak ada cara yang benar atau salah dalam memotret asap. Anda hanya perlu mencari pola yang menarik dan teruslah mengambil gambar sampai menemukan gambar yang benar-benar bagus.

Pastikan bagian terang dari asap berwarna putih, tetapi jangan terlalu sehingga overexposure. Jangan juga underexposure karena asap tidak akan terlihat. Anda bisa meniup dengan lembut atau menahan asap untuk mengubah menjadi menjadi sesuatu yang lebih menarik, bisa juga menggunakan benda seperti sendok dapat membantu mengarahkan asap dan mengubah bentuknya.

Anda akan menemukan asap terus berubah dan kadang-kadang anda akan mendapatkan garis lurus, lalu mendapatkan pola yang bagus. bersiaplah untuk mengambil gambar, jangan sampai anda melewatkan pola yang bagus. Selamat ber-experimen.
sumber : http://teknikfotografi.org/


Gambar tetesan atau percikan air sangat menarik untuk dilihat dan cukup mudah untuk dibuat. Anda mungkin sering melihat beberapa foto tetesan atau percikan air yang sangat bagus. Foto-foto ini tidak terlalu sulit untuk didapatkan selama anda memiliki kesabaran dan peralatan yang tepat.

Pertama-tama, ada tiga jenis utama dari fotografi kecepatan tinggi: Burung atau serangga yang sedang terbang, serta tetesan air. Dua hal yang pertama memerlukan peralatan khusus, sedangkan air tidak. Berikut adalah beberapa peralatan yang harus anda siapkan:
Body kamera
Sebuah lensa yang memungkinkan fokus jarak dekat. Lensa yang ideal adalah makro
Sebuah tripod atau permukaan kuat dan kokoh untuk meletakkan kamera.
Sebuah flashgun atau anda dapat mencoba menggunakan built in flash. Tetapi, flashgun akan terbukti lebih efektif
Sebuah nampan, wajan atau apapun yang berwarna hitam dengan tinggi 2 cm atau lebih yang cukup besar untuk menampung air.
Sebuah kantong plastik yang akan menyimpan air yang menetes.
Sebuah background berwarna.

Permulaan

Kamera harus diposisikan di depan air akan menetes, yaitu sekitar 2 – 3 cm di atas permukaan air, dan berjarak sekitar 15 – 20 cm jauhnya. Kemudian, tempatkan background dibelakang nampan. Jadi konsepnya yaitu kamera, kemudian nampan lalu background dalam satu baris. Sekarang flash-nya. Flash harus diposisikan di sisi kanan di mana air akan memetes dengan menggunakan kabel, dan menghadap ke arah background. Flash akan memantul dari background – memberikan warna yang bagus, tergantung kepada warna background yang anda pakai.

Sekarang, Anda perlu menempatkan kantong plastik di atas nampan. Anda dapat menempelkannya ke dinding, lemari atau apapun yang dapat menahannya. Pastikan saja tingginya sekitar 12-14 cm di atas nampan air.

Mengambil foto
Selanjutnya, anda harus membuat lubang kecil menggunakan jarum di bagian bawah kantong. Ini akan menciptakan aliran air yang sangat stabil. Jika Anda ingin alirannya menjadi lebih cepat, maka cukup membuat lubang sedikit lebih besar. Ingatlah untuk mengisi kantong plastik dengan air terlebih dahulu.

Sekarang pindahkan kamera ke fokus manual. Dimana tetesan air akan jatuh, untuk mengatur fokus, simpanlah sebuah pensil atau benda kecil pada spot tersebut. Kemudian periksa kembali bahwa flash menghadap background yang berwarna.

Settingan kamera

Modus manual pada settingan kamera yaitu 1/60 detik dan f/22, juga mode manual pada flash, power setting diatur pada 1/64 atau 1/32. Pengaturan ini akan membuat durasi flash benar-benar pendek, tetapi settingan ini hanya patokan dasar saja, anda dapat mengaturnya sesuai dengan kebutuhan.

Pastikan anda memotret dalam keadaan gelap, karena ini akan meningkatkan kualitas warna, serta flash akan bekerja lebih baik juga. Ingatlah bahwa ada aliran yang konstan atau terus menerus.

Anda dapat melakukan percobaan dengan cairan dan warna yang berbeda termasuk susu dan kopi. Setelah Anda tahu bagaimana melakukannya, anda dapat menggunakan apa pun yang anda inginkan

sumber :http://teknikfotografi.org

Sebagian besar dari kita memang bukan fotografer profesional, tapi banyak dari kita walaupun amatir tetapi sangat serius dalam menggelutinya. Lambat laun, kita akan menyadari bahwa ada lebih banyak hal untuk dipertimbangkan dari sekedar pengambilan gambar.

Bahkan, seorang fotografer yang serius pada hobinya harus belajar tentang hal-hal seperti lighting atau pencahayaan,exposure, komposisi dan camera angle atau sudut kamer, dan beberapa istilah lainnya.

Berikut adalah beberapa konsep dasar dalam fotografi 
Lighting dan Exposure 
Apakah pernah mengambil gambar di tempat yang sangat terang atau gelap sehingga tidak bisa melihat object? Saya yakin anda pasti pernah mengalaminya. Nah, disini kita harus sadar betapa pentingnya pencahayaan dan exposure yang tepat dalam fotografi. Jangan sampai foto yang kita ambil hasilnya akan terlaluover atau terlalu under, karena akan menyulitkan kita nantinya dalam editing. 

Komposisi dan Sudut kamera atau Camera Angle 
Prinsip dasar lainnya dalam fotografi adalah komposisi, atau teknik pengaturan subjek dalam frame kamera. Komposisi yang tepat dari sebuah pengambilan gambar secara langsung berkaitan dengan sudut di mana fotografer mengambil gambar tsb.

Dengan sudut kamera tertentu dan komposisi yang tepat, sebuah foto bisa menarik di mata orang yang melihatnya, menambah arti pada gambar tersebut.

Dengan menarik mata orang yang melihat untuk bagian tertentu dari gambar, fotografer juga memberikan arti perasaan tertentu untuk gambar yg diambilnya. Tergantung pada subjek yang difotonya, penempatannya dalam frame dapat membuatnya tampak lebih misterius, kuat, sesuai, atau menarik. 
Konsep Fotografi yang lebih dalam 

Jika Anda ingin lebih memperluas pengetahuan Anda tentang konsep fotografi, mulailah bereksperimen dengan beberapa teknik yang lebih maju, seperti pengaturan bukaan, focal lengths dan pengaturan shutter speed.


Tips Motret Outdor atau dengan Cahaya alam dan natural.Sebenarnya motret di outdoor perlu juga pengetahuan agar kita mendapatkan hasil yang maksimal. mendapatkan cahaya natural seakan menyatu dengan alam dan hasil yang memuaskan tanpa harus anda membawa peralatan photography yang banyak. sukup dengan membawa kamera body dan lensa yang seperlunya. 

Berikut adalah 5 tips melakukan photo outdoor dengan cahaya alam dan natural :

1. Kontrol saat Anda Menekan Shutter

Konsentrasi pada menggunakan light sweet untuk semua foto Anda. Light sweet adalah cahaya saat fajar dan senja - cahaya indah yang menyoroti detail, namun tidak membuat Anda mendapatkan Foto under atau over light dengan kerasnya cahaya.

2. Hindari tengah hari atau matahari tepat diatas kepala.

Tengah Hari sinar matahari memberi Anda bayangan yang paling keras, dan menjadikan silau pada kedua subyek dan latar belakang. Jika Anda akan motret tengah hari untuk sesuatu yang tidak dapat dihindari seperti pernikahan outdoor atau acara outbont - Anda perlu untuk menemukan daerah terbaik Anda untuk motret, Carilah pohon dan bangunan yang dapat Anda gunakan di latar belakang Anda yang akan mengurangi sebagian besar kerasnya silau matahari.

3. Gunakan gabus dan reflektor.

Selalu pastikan anda memiliki berbagai gabus dan reflektor siap digunakan untuk menyaring, memantulkan dan memanipulasi sinar matahari. Reflektor yang dibuat dari berbagai bahan seperti kain dengan warna putih, dan dapat membantu Anda melakukan segalanya dari menghalangi sinar matahari yang keras, untuk menambahkan cahaya, lembut hangat pada kulit.

4. Tembak Selalu fokus pada wajah.Bahkan jika Anda membuat gambar outdoor alam, dan subjek hanyalah bagian dari pose, pastikan subjek Anda memiliki tampilan alami. Jika Anda menempatkan mereka secara langsung di bawah sinar matahari, mereka mungkin menyipitkan mata dan memiliki wajah terdistorsi.

5. Gunakan bangunan dan pohon sebagai reflektor.

Sebuah bangunan putih dapat membuat reflektor, dan mencerahkan wajah subyek, atau memberikan sorot untuk Pose secara keseluruhan. Atau menyelipkan subjek Anda kembali ke sekelompok pohon untuk memberikan efek Shof pada wajah, dan memberikan highlight bagus untuk potret.



Setiap pasangan tentunya ingin tampil maksimal saat melakukan foto pre-wedding. Sebelum foto , sebaiknya ketahui dulu beberapa kesalahan yang paling sering dilakukan ketika mau melaksanakan foto pre-wedding, seperti yang dikutip dari ezine articles.

1. Tidak Mempertimbangkan Personal Style
Saat melakukan foto berdua sebelum menikah, banyak pasangan yang lebih mementingkan konsep pernikahan daripada style diri sendiri. Padahal fotografer perlu pemahaman tentang karakter Anda yang berguna ketika mereka mendesain foto. Misalnya, kepribadian Anda yang simple, tidak senang hal-hal yang mencolok. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, maka fotografer bisa mengetahui konsep pemotretan yang sederhana, tapi sesuai dengan tema pernikahan. Jika fotografer tidak paham karakter Anda, bisa saja konsep yang dibuat tak sesuai pilihan.

2. Fotografer Kurang Memahami Konsep Pernikahan
Terkadang, beberapa fotografer kurang paham apa yang Anda mau. Kebanyakan foto pernikahan diambil dari jarak dekat. Bagi sebagian orang hal itu merupakan ide yang baik, tapi tidak menutup kemungkinan kalau Anda tidak menyukai dengan konsepnya. Ada juga fotografer yang biasa menggunakan konsep dokumenter atau foto jurnalistik dalam setiap karyanya. Supaya semua berjalan sesuai keiinginan, lebih baik Anda menjalin komunikasi yang terbuka dengan fotografer. Utarakan semua yang diinginkan sebelum menjalani proses foto pre-wedding.

3. Tidak Mempertimbangkan Siapa Fotografernya
Mungkin Anda merasa siapa pun fotografernya tidak masalah. Akan tetapi, hal tersebut bisa menjadi kesalahan yang fatal. Setiap fotografer memiliki gaya pemotretan yang berbeda. Cari yang paling sesuai dengan keiinginan Anda dan pasangan.

4. Hanya Mempertimbangkan Fotografer yang Berkepribadian Baik
Ketimbang hasil foto yang bagus, ada beberapa pasangan yang memilih fotografer berdasarkan kepribadiannya. Tentu saja, fotografer yang baik akan membuat nyaman Anda dan pasangan ketika sedang pemotretan karena pandai berkomunikasi. Tetapi jangan sampai Anda menyesal dengan hasil foto yang didapat. Ada baiknya jika Anda dan pasangan banyak melakukan riset dan mendengarkan saran orang lain.

5. Tidak Bisa Membedakan Antara Fotografer yang Ahli dan Tidak
Sering kali pasangan yang mau menikah tidak bisa membedakan mana fotografer yang ahli dan memang mencintai pekerjaan mereka atau fotografer yang bekerja 'hanya untuk uang'. Biasanya, fotografer yang ahli memasang harga cukup tinggi karena kualitas terbaik yang diberikan. Berbeda dengan fotografer yang tidak memiliki kemampuan, mereka akan lebih banyak 'janji' daripada buktinya.

Semoga artikel 5 kesalahan yang sering dilakukan saat foto Pre-wedding ini bermanfaat buat Sobat Semua.

Sumber : http://wolipop.detik.com

Jika Sobat Seorang fotografer Pastilah Ingin Sekali Menghasilkan foto yang tajam adalah keinginan banyak pecinta fotografi, dan beragam fitur kamera serta aksesoris tambahan sudah diciptakan untuk membantu kita menghasilkan foto yang tajam ini. Dari tripod, stabiliser (lensa ataupun kamera) sampai dengan software editor foto yang dilengkapi tool untuk mempertajam hasil akhir foto.

Berikut beberapa tips agar foto anda lebih tajam, silahkan:

1. Cara memegang kamera

Cara memegang kamera sangat berpengaruh pada stabilitas kamera (baca: ketajaman foto), bacalah bagaimana cara memegang kamera yang baik.

2. Shutter Speed.

Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:

* Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
* Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
* Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat

3. Aperture

Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.

4. ISO

Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.

5. Fokus

Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.

6. Lensa

Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).

7. Sweet Spot Lensa

Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.

8. Tripod

Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.

Sumber : http://belajarfotografi.com/
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.

untuk menambah informasi dan kemampuan fotografi anda, saya yakin beberapa sudah pernah dilakukan tetapi semoga beberapa lainnya merupakan informasi baru.

  • Untuk melatih kemampuan panning anda, potretlah benda yang sedang bergerak dengan kecepatan normal (orang naik motor misalnya), gunakan mode shutter priority dan set shutter speed maksimal 1/30 detik, lebih lambat lebih baik. Perhatikan background anda!
  • Untuk memotret makro (jarak super dekat), aktifkan fitur Live View kamera digital anda agar lebih mudah memeriksa depht of field dan fokus.
  • Filter CPL (polarisasi) sangat berguna untuk menghilangkan pantulan sinar matahari di air dan kaca, dan juga berfungsi memperbaiki warna langit. Pernahkah anda mengenakan kacamata hitam dengan polariser?
  • Saat memotret bayi/anak-anak, pastikan anda memusatkan perhatian ke mata. Tak ada yang bisa mengalahkan keindahan mata anak-anak.
  • Megapiksel bukanlah fitur terpenting dari sebuah kamera, ukuran sensorlah fitur yang paling penting
  • Untuk foto portait (wajah) di luar ruangan, usahakan ketika cuaca sedang mendung. Kalaupun tidak, carilah daerah yang redup dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sinar matahari membuat bayangan yang keras di wajah.
  • Ketika anda memotret di kondisi minim cahaya dan kesusahan menggunakan autofokus, gantilah dengan manual fokus. Fitur autofokus dikamera biasanya cukup lama mencari titik fokus di kondisi remang-remang.
  • Untuk foto siluet, pastikan anda matikan flash serta gunakan mode sunset (untuk kamera pocket), untuk SLR gunakan mode manual dan ukurlah eksposur di area terang di belakang obyek.
  • Download-lah buku manual versi pdf untuk kamera anda, sehingga anda mudah melakukan pencarian secara cepat untuk kata yang ingin anda ketahui dibanding harus membolak-balik halaman kertas.
  • Sebelum berangkat memotret, periksa kembali setting kamera anda, jangan sampai anda mneggunakan setting yang salah (memotret landscape dengan ISO 1000 misalnya). Menurut para fotografer pro, urutan pengecekan yang baik adalah berikut: cek White Balance – aktifkan fitur Highlight warning – cek settingan ISO – cek ukuran Resolusi foto anda.
  • Formatlah memory card hanya di kamera, jangan pernah memformat memory card dikomputer. Selain jauh lebih cepat dan mudah juga jauh lebih aman jika anda melakukannya di kamera.
  • Jika anda memiliki kapasitas hard disk berlebih di komputer serta suka melakukan foto editing, gunakan format RAW saat memotret, jika tidak cukup gunakan JPG.
  • Jika anda benar-benar menyukai fotografi landscape, fotolah di jam-jam berikut: dari jam 5 sampai jam 8 pagi, serta dari jam 4 sampai jam 7 sore.
  • Ketika memotret, lihatlah area paling terang yang masuk ke viewfinder anda. Kalau terangnya terlalu mencolok dibanding area lain, gantilah sudut pemotretan.
  • Untuk memotret HDR, gunakan mode auto bracket. Satu lagi: untuk foto HDR landscape yang dahsyat, tunggulah sampai muncul mendung sedikit, lalu mulailah memotret.
  • Jika anda membeli lensa atau kamera bekas, pastikan anda melakukan transaksi dengan bertemu penjualnya secara langsung. Anda harus menguji barangnya, memegang dan mencobanya
  • Sepanjang memungkinkan, gunakan settingan ISO serendah mungkin. Meskipun noise reduction bisa mengurangi noise yang dihasilkan oleh ISO yang tinggi, namun akan mengurangi detail foto secara keseluruhan.
  • Kalau warna membuat foto anda terlalu “sibuk” dan ramai, ubahlah foto anda menjadi foto hitam putih
  • Untuk menghasilkan foto hitam putih yang bagus, perhatikan kontras dalam foto anda. Semakin banyak kontras (area gelap dan terang yang beragam), semakin bagus foto hitam putih anda.
  • Bawalah kamera kemanapun anda pergi, cara paling cepat meningkatkan kemampuan fotografi anda adalah dengan memperbanyak jam terbang, tidak ada yang lebih baik.
semoga bermanfaat buat sobat-sobat semua
Sumber : http://belajarfotografi.com/

Sebagai seorang fotografer pasti Sobat Kesal dengan jamur yang menggelayut di bagian dalam lensa Sekarang saya memberikan tips Cara Mudah Membersihkan Sendiri Jamur Pada Lensa Kamera DSLR. Sobat Tidak perlu membuang-buang duit ratusan ribu rupiah, coba dulu tips yang satu ini.

Peralatan yang diperlukan:
1. Obeng minus.
2. Kain lap bersih.
3. Cairan pembersih lensa.
4. Hair dryer.

Perhatikan: pada bagian depan lensa biasanya terdapat ring yang memiliki ceruk. Ceruk ini agaknya dibuat oleh pabrik lensa untuk membantu membongkar-pasang lensa. Dalam kasus ini, lensa yang diservis adalah Nikkor 18-200 VR. 
Pertama-tama, ujung obeng dimasukkan ke dalam ceruk ring lensa.
Untuk menghindari terjadinya goresan, balutlah ujung obeng dengan kain lap (chamois) yang bersih.
Selanjutnya, putarlah ring lensa ke arah berlawanan jarum jam.
Lensa pun terbongkar
Semprot permukaan lensa yang berjamur dengan cairan pembersih lensa (bisa didapatkan gratis di toko-toko kacamata, tentunya jika Anda juga berbelanja kacamatanya)
Keringkan lensa dengan lap (chamois) yang bersih dan kering
Sembur lensa dengan angin panas dari hair dryer
Sembur pula kerongkongan bodi lensa dengan hair dryer
Pasang kembali lensa ke bodinya
Kencangkan ring kembali. Dengan obeng yang dibalut lap
Niscaya, kini lensa Anda terbebas dari jamur dan segera dapat dipakai kembali.
Semuanya ini dapat Anda kerjakan sendiri dengan biaya 0 rupiah. Biaya servis seperti ini bisa mencapai 300-an ribu rupiah di tempat servis biasa, dan bisa mencapai 700-an ribu rupiah di tempat servis yang membawa sertifikat merek lensa (terutama bila garansi lensa sudah habis atau lensanya memang tidak pernah bergaransi resmi).
Nah mudahkan Sobat aziscs1 Nilai plus lain dari cara ini adalah waktu yang dibutuhkan cuma KURANG DARI 15 MENIT.

Sumber : http://www.egamesbox.com