Twitter

Archive for Juni 2013

Secara umum Guide Number (GN) adalah angka yang mengindikasikan kekuatan jangkauan maksimum pancaran cahaya lampu kilat (flash). Semakain tinggi nilai angka GNsebuah lampu kilat, maka intensitas dan jangkauan cahaya akan semakin lebar dan jauh. 

Guide Number suatu flash ditentukan oleh pabrikan merk flash tersebut dengan suatu pengujian berdasarkan tingkat pancaran cahaya yang tepat pada objek diukur dan diset dengan aperture (diafragma). Ketika eksposur terbaik didapatkan oleh objek dari pencahayaan, maka Guide Number untuk mengukur eksposur tersebut adalah:

GN = Aperture x Jarak objek ke flash 
(kondisi standar pada ISO 100)

Dengan dasar perhitungan tersebut, maka kita juga dapat menentukan jarak ideal antara objek denganflash dan juga nilai aperture (diafragma) yang tepat, sebagai berikut:

Jarak objek ke flash = GN / Aperture

Aperture = GN / Jarak objek ke flash.

Menambahkan ISO
Pada saat pemotretan dengan kondisi objek dan flash harus berjauhan, sedangkan nilai GNflash kecil, apa yang harus dilakukan agar pancaran cahaya flash dapat menjangkau objek?

Karena perhitungan GN diatas menggunakan standar ISO 100, maka untuk menaikkan nilaiGN sehingga intensitas dan jangkauan flash semakin lebar dan jauh, maka kita bisa menaikkan nilai ISO. Karena semakin tinggi ISO maka kepekaan sensor kamera terhadap cahaya juga akan semakin besar. Dengan perhitungan menggunakan rumus:

GN (ISO-2) = GN (ISO-1) x akar dari (ISO-2/ISO-1)

Dengan GN (ISO 100) 56, maka perhitungan GN untuk ISO 200 adalah 56 x akar dari 200 dibagi 100, hasilnya adalah GN 79,2 pada ISO 200. 

Pada pemotretan dengan kondisi beberapa objek yang jaraknya berbeda-beda dari posisi kamera dan flash maka eksposur hanya akan tepat pada satu posisi objek saja, yang terjangkau flash. Biasanya, pada objek yang berada di dekat kamera atau yang berada pada area metering dari sistem auto-eksposur kamera. Objek di luar jangkauan kamera akan menjadi lebih gelap. Mengenai metering tersebut dijelaskan lebih lanjut dengan contoh-contoh hasil fotonya pada artikel Metering Pada Teknik Strobist (Off-Camera Flash).

Lebih lanjut mengenai sinkronisasi flash (flash sync) yang memiliki koneksi kinerja denganshutter speed (kecepatan rana). Pada setiap kamera DSLR terdapat berbagai modesinkronisasi flash ini. Mode ini biasanya tidak berlaku pada mode pemotretan Auto (A) padakamera DSLR.

1. Fill Flash / Front Curtain Sync. Mode ini dilambangkan dengan ikon petir. Disebut juga dengan anytime flash atau fill flash. Flash akan menyala seketika saat tombol rana (shutter button) ditekan dengan intensitas yang otomatis atau dengan nilai yang sudah ditentukan sebelumnya.

2. Red Eye Reduction. Dilambangkan dengan ikon petir + ikon mata. Prinsipnya sama dengan front curtain sync, namun pancaran cahaya nya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan efek mata merah pada objek orang yang difoto.

3. Slow Sync. Dilambangkan dengan ikon petin + teks “SLOW”. Mode ini biasanya dikombinasikan jika Anda ingin menggunakan slow speed. Misalnya untuk foto landscape di malam hari, slow speed akan merekam latar belakang (background) dengan lebih detil dan cahaya flash akan mengatur cahaya yang pas sehingga menghasilkan detail objek di latar depan (foreground).

4. Slow Sync Red Eye Reduction. Prinsipnya sama dengan mode Slow Syncdengan menghilangkan efek mata merah jika ada objek orang pada foto tersebut.

5. Rear Curtain Sync. Dilambangkan dengan ikon petir + teks “REAR” . Mode ini merupakan kebalikan dari front Curtain Sync. Flash akan menyala beberapa saat sebelum rana tertutup. Biasanya digunakan untuk memotret objek bergerak dengan menampilkan efek slow motion dan menampilkan detail objek pada gerakan (motion) terakhir karena saat itulah flashmenyala.

Ketika Anda melihat keluar dari jendela saat pagi-pagi dan Anda melihat halaman Anda tertutup embun, berkilau di bawah sinar matahari Anda harus keluar dan mengambil kamera untuk memotret itu. Jika Anda tidak dapat bangun pagi-pagi, Anda dapat mencoba menggunakan botol semprot pada tanaman dan semak-semak karena hal ini akan menciptakan efek yang sama.

Berikut adalah Tips dan teknik memotret tetesan embun.

Aksesoris apa yang saya butuhkan?
Jika Anda memiliki Kamera DSLR menggunakan lensa makro saat Anda akan memotret pada jarak fokus dekat. Pengguna kamera compact harus beralih ke mode makro (biasanya simbol bunga pada pilihan mode kamera Anda agar kamera Anda tahu Anda akan bekerja dekat dengan subjek Anda).

Jika Anda memiliki tripod dengan sebuah kolom tengah yang dapat diaktifkan secara horisontal atau terbalik, aturlah, jika tidak, anda dapat mengganjalnya dengan bantal misalnya.

Jika Anda memilikinya, gunakanlah kabel release atau remote release, hal ini berguna agar kamera anda tidak bergoyang. Atau, self timer selama dua detik memberi Anda cukup waktu untuk menekan tombol.

Blur Background
Sebuah bukaan menengah akan memberikan kedalaman bidang atau Depth of field yang pas, dengan latar belakang yang tidak fokus, sementara objek tetap tajam. Awasi shutter speed Anda karena Anda tidak ingin foto menjadi blur. Cobalah dengan bukaan yang besar juga, jika menurut anda itu kurang tepat, maka rubahlah.

Fokus
Pastikan fokus Anda adalah pada tetesan, sehingga Anda mendapatkan gambar yang jelas dan bagus dari mereka. Anda mungkin harus mengorbankan ketajaman latar depan sebagai tetesan yang agak blur dan hanya akan mengalihkan perhatian orang yang melihat gambar.

Pembiasan Fotografi
Tetesan embun yang jatuh ke bawah pada ujung rumput tampak hebat, tetapi trik sederhana yang lain adalah untuk mendapatkan gambar di dalam tetesan embun. Untuk melakukan ini ambilah gambar bunga atau rumput dan memindahkannya di belakang subjek Anda sampai Anda bisa melihatnya dalam jendela bidik.

http://teknikfotografi.org/tips-dan-teknik-memotret-tetesan-embun/