Twitter

Archive for Maret 2013

Dalam dunia fotografi biasanya selalu ada beberapa kesalahan yang dibuat oleh fotografer, terutama jika anda seorang amatir atau pemula (seperti saya) dan bahkan seorang fotografer profesional pun kadang melakukannya. Berikut adalah 5 kesalahan umum yang dilakukan ketika memotret, tips untuk mencegahnya, dan kemudian cara untuk memperbaikinya.


1. Efek Red-Eye

Red Eye mungkin menjadi kesalahan kecil, tetapi membuat perbedaan besar. Meskipun hanya mempengaruhi area yang kecil, efek ini dapat memiliki dampak besar pada kualitas foto Anda karena sangat tidak enak untuk dipandang.


Penyebab:
Ketika anda memotret dalam suasana redup atau gelap, cahaya dari lampu kilat kamera dipantulkan mata subjek.

Pencegahan:
Bila memungkinkan, jangan menggunakan flash. (Jika anda tidak yakin, ambil beberapa tes gambar dengan flash dan melihat apakah anda benar-benar membutuhkannya.)
Jika anda memang harus menggunakan flash, mintalah subjek anda untuk tidak melihat langsung ke arah kamera.
Carilah fitur red-eye reduction yang ditawarkan pada kebanyakan kamera digital saat ini.

2. Kurangnya titik fokus

Bahkan gambar yang memiliki kualitas hasil foto yang bagus (fokus yang tajam, warna yang akurat, pencahayaan yang tepat) dapat dikatakan tidak menarik karena kurang memiliki titik fokus yang jelas atau subjek utama.

Penyebab:
Memotret subjek Anda dengan background atau foregound yang ramai atau saling bersaing.
Mencoba untuk memasukan terlalu banyak unsur ke dalam satu gambar.
Mengambil foto dari kejauhan, membuat subjek Anda terlalu kecil untuk menjadi titik fokus yang jelas.

Pencegahan:
Secara fisik bergeraklah lebih dekat ke subjek anda
Gunakan fitur zoom pada lensa.
Sebelum Anda mengambil gambar, tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang menjadi subjek utama dari foto ini?” dan “Apakah subjek saya mengisi frame?”

Cara Memperbaiki:
Cropping memungkinkan anda untuk menghilangkan unsur-unsur yang tidak perlu atau tidak diinginkan dari foto, membawa fokus kembali ke subjek utama. Anda bisa menggunakan berbagai software yang tersedia, salah satunya Photoshop.

3. Blur

Entah itu pencahayaan yang rendah, tangan bergetar ketika memegang kamera, atau subjek yang bergerak, blur dapat merusak gambar yang kita ambil.

Penyebab:
Kamera yang bergerak atau gemetar – bahkan dengan jumlah yang sedikit.
Shutter lag (jeda setelah Anda menekan shutter sebelum kamera mengambil foto), sementara subjek anda bergerak.
Kurangnya pencahayaan.

Pencegahan:
Gunakan tripod atau sandarkan diri anda kepada objek diam sehingga lebih mudah untuk memegang kamera dengan kokoh.
Jika bingung menggunakan mode manual, gunakan mode action kamerauntuk membantu menghindari blur ketika subjek utama anda sedang bergerak.

4. Underexposed atau terlalu gelap

Eksposur adalah jumlah cahaya yang melewati lensa kamera anda. Ketika foto yang underexposed, akan tampak terlalu gelap, sehingga sulit untuk melihat dengan jelas subjek atau untuk membedakan detail.

Apabila terlalu parah maka akan sulit ketika kita akan masuk ke tahap editing, karena jika dipaksakan akan terlihat efek noise pada foto.

Penyebab:
Memotret di ruang redup atau kurang cahaya.
Berdiri terlalu jauh dari subjek anda.
Pengaturan shutter speed kamera terlalu cepat.

Pencegahan:
Jika anda memotret dalam ruangan, berpindahlah ke dekat jendela atau lampu untuk menambahkan cahaya tambahan.
Bergerak lebih dekat dengan subjek anda.
Menyesuaikan settingan shutter speed secara manual pada kamera anda.

5. Overexposed atau terlalu terang

Ketika cahaya berlebihan melewati lensa kamera, foto yang dihasilkan bisa terlalu terang, menutupi detail, dan menciptakan bayangan yang keras.

Penyebab:
Penyebab utama overexposed foto adalah cahaya terang, apakah itu pencahayaan dalam ruangan atau sinar matahari.

Pencegahan:
Jika anda memotret pada hari yang cerah, carilah tempat yang teduh untuk subjek anda.
Gunakan flash untuk membantu pencahayaan bahkan di luar ruangan dan menghindari bayangan yang berat

Image Stabilization (IS) pada kamera Canon, atau Vibration Reduction (VR) jika anda adalah penggemar Nikon, merupakan kumpulan teknik yang digunakan untuk mengurangi blur yang disebabkan oleh gerakan berlebihan dari kamera selama eksposur.

Kebanyakan fotografer, amatir atau profesional sama, memahami nilai IS. Karena mereka seringkali sulit untuk mendapatkan posisi yang stabil untuk mengambil gambar terutama jika sedang bepergian dalam mobil, pesawat atau kereta. IS (Image Stabilization) bahkan lebih penting saat merekam video karena dengan waktu eksposur yang lebih lama, tapi bagaimana persisnya cara kerjanya?

Ada berbagai teknik IS yang produsen kamera gunakan dalam produk mereka. Image stabilization optik melakukannya dengan menstabilkan gambar yang direkam melalui berbagai jalur optik menuju sensor. Ada dua cara yang kamera jalankan melalui optik image stabilization ini, koreksi berbasis lensa (lens-based) dan koreksi berbasis sensor (sensor-based).

Stabilisasi berbasis lensa (lens-based stabilization) menggunakan lensa mengambang yang geraknya dikendalikan oleh elektromagnet, getaran yang terdeteksi oleh dua sensor gyroscopic untuk mengkoreksi horizontal dan vertikal. Stabilisasi sensor-shift menggunakan gyroscopic yang mengirimkan informasi ke sensor kamera yang dapat bekerja secara otomatis untuk membuat koreksi. Unsur penting dari semua sistem stabilisasi optik adalah mereka membuat koreksi sebelum sensor mengubah gambar menjadi informasi digital.

Digital Image Stabilization atau stabilisasi gambar digital digunakan pada kebanyakan kamera video modern. Metode ini mentransfer gambar digital dari frame ke frame video untuk menetralkan gerakan. Pixel yang digunakan yang jatuh di luar border dari frame yang terlihat untuk menyediakan buffer bagi pergerakan. Teknik ini dilakukan secara real-time dan tidak mempengaruhi tingkat noise dari gambar. Filter stabilisasi melakukan hal yang sama untuk stabilisasi gambar digital dengan cropping gambar untuk menyembunyikan gerakan.

Bentuk dari stabilisasi eksternal mencakup penstabil bodi kamera secara eksternal daripada menggunakan metode internal. Sekali lagi Giroskop digunakan, biasanya terhubung di mana mount tripod kamera berada, untuk menetralkan setiap getaran. Metode paling sederhana untuk menstabilkan kamera adalah dengan menggunakan tripod atau perangkat eksternal seperti steadycam.

Semua metode ini berfungsi dengan baik, tetapi mereka memiliki kelemahan tertentu. Metode digital cukup baru dan terus-menerus disempurnakan oleh produsen untuk membantu menghasilkan gambar terbaik. Kamera dengan image stabilization memungkinkan fotografer dari tingkat manapun untuk mengambil gambar tanpa kesulitan.

sumber : http://teknikfotografi.org

Berikut adalah lima situasi dimana fokus manual dapat bekerja lebih baik daripada autofokus pada kamera Anda., meski autofokus, merupakan fungsi yang secara otomatis menyesuaikan lensa pada kamera untuk fokus kepada subjek yang anda bidik bekerja sangat baik hampir sepanjang waktu, tetapi ada beberapa saat di mana anda mungkin menemukan bahwa autofocus bekerja keras untuk mengunci fokus atau fokus pada subjek yang salah, dan jika ini terjadi Anda harus mematikannya dan beralih ke manual.

1. Tidak Cukup Cahaya

Saat memotret dalam situasi ketika tidak ada banyak cahaya di sekitar lensa anda dengan menggunakan mode auto fokus, maka lensa akan mencari sesuatu untuk mengunci fokus. Beberapa kamera memiliki sebuah lampu fokus tetapi tidak selalu membantu, terutama ketika larut malam dan tidak ada cahaya sama sekali.

Menyinari menggunakan senter di tempat yang kamera anda inginkan untuk fokus kadang-kadang dapat membantu, tetapi hanya untuk memotret light trail atau jalur cahaya, lintasan bintang dan light painting atau lukisan cahaya. Anda lebih baik beralih ke manual fokus, sehingga anda dapat memastikan apa yang harus menjadi fokus.


2. Kurangnya Kontras

Jika subjek memiliki tekstur, warna dan nada yang sama dengan apa yang di belakangnya atau jika anda mengambil foto dari sesuatu, seperti bunga berwarna putih dengan background dinding yang polos dan tidak memiliki banyak kontras, lensa anda berjuang keras untuk fokus ketika menggunakan mode AF (Autofocus), dan kadang-kadang meleset.

Dengan beralih ke manual, anda dapat mengatur fokus kepada subjek utama. Jadi bunga putih di depan latar belakang putih akan menjadi titik fokus dalam bidikan anda.

3. Memoret objek Bergerak

Memiliki kamera dengan sistem autofokus yang cepat akan membantu anda menangkap objek yang bergerak cepat, tetapi kadang-kadang, bahkan dengan keterampilan panning yang hebat dan fokus terus menerus, hal ini dapat menjadi sedikit sulit untuk menangkap gambar yang tepat.

Untuk mengatasi hal ini, matikan AF anda dan beralih ke manual, pre-focussing pada tempat yang Anda inginkan, contohnya mobil, orang atau apa pun yang anda inginkan. Anda perlu beralih ke manual karena auto dapat berubah fokusnya ketika anda menekan shutter, hasilnya adalah sebuah gambar dengan fokus yang meleset.

Jangan lupa untuk mengunci fokus setelah anda memiliki spot yang terfokus tepat dan menekan tombol shutter sebelum subjek bergerak terlalu jauh.

4. HDR Fotografi

Ketika memotret HDR, anda perlu mengambil serangkaian tembakan kemudian menggabungkannya bersama dalam software yang anda pakai. Agar ini menjadi mungkin, anda perlu memastikan posisi kamera dan titik focussing tidak bergerak. Jika tidak, tembakan tidak akan berbaris dengan benar ketika Anda menggabungkannya.

Menggunakan tripod, fokus secara manual kemudian mengunci fokus yang artinya tidak ada yang bergerak, sehingga tembakan Anda akan berderet.

5. Ketika ada sesuatu yang menghalangi subjek

Hewan di kebun binatang, misalnya, cenderung berada di kandang yang dikelilingi oleh kawat atau jeruji besi yang kebanyakan tingginya melebihi tinggi badan kita. Ini berarti anda akan memotret dengan kandang di depan anda. Jika tidak menyesuaikan pengaturan kamera dan posisi, anda akan memiliki foto yang tampak seperti kandang adalah titik utama anda.

Untuk mengimbanginya, jika kamera Anda memiliki kontrol exposure manual, sesuaikan aperture sehingga pada pengaturan yang lebih luas, hal ini akan mengurangi depth of field dan membuat pagar keluar dari fokus. Cobalah mematikan AF juga sehingga anda dapat memfokuskan lensa pada hewan. Bergeraklah sedekat mungkin ke pagar kemudian posisikan kamera, sehingga lensa mengarah melalui salah satu celah atau ketika pagar memiliki celah kecil.

sumber : http://teknikfotografi.org

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.

Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi

1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.

2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.

3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :

Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.

Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.

Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)

Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.

Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan

Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:

Ø Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )

Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:

§ Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan)lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

§ High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

§ Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.

§ Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

§ Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.

Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :

a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.

b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.

d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.

v Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.

v Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.

v Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
sumber dari:http://fotografiyuda.wordpress.com